Literatur dari periode akhir kolonial dan awal kemerdekaan merefleksikan secara jelas dua penjelasan yang berkaitan tentng pengaturan pemanenan secara lokal yakni (1) lebih banyak penjelasan ekonomi berdasar tempat dan waktu dalam sistem panen dan pembayaran sebagai refleksi terhadap variasi keseimbangan antara suplai dan permintaan buruh tani, dan (2) lebih banyak penjelasan sosio-kultural, yang menitik beratkan pada dua hal berbeda tetapi memiliki faktor yang berhubungan: kepercayaan mistis-agama dan tekanan komunal untuk mengatur perekrutan buruh panen dan pembayarannya sebagai pengaturan distribusi yang merefleksikan hak komunal (yang dituakan) bagi masyarakat pedesaan untuk berbagi produksi beras bahkan ketika mereka tidak memiliki akses kendali terhadap lahan yang ditanam. …
Plastik telah menyatu ke dalam setiap sudut kehidupan kita, tetapi kebanyakan orang tidak tahu apa itu sebenarnya atau darimana mereka berasal. Kita bisa memperoleh pengetahuan tentang asal plastik dari etimologi plastik itu sendiri. Kata plastik berasal dari bahasa Yunani Plassein, yang berarti bisa dicetak atau dibentuk. Plastik mendeskripsikan tentang sesuatu yang lunak dan fleksibel.
Masalahnya sekarang adalah kata plastik tidak selalu berkaitan dengan plastik yang kita gunakan sehari-hari. Di awal abad ke-20, istilah plastik digunakan untuk mendeskripsikan material sintetik baru yang bisa dibentuk dan dicetak menjadi beragam barang yang dikehendaki manusia.
Tahun 1855, inventor dan ahli metalurgi Inggris, Alexander Parkes menggunakan selulosa dari kapas dalam kombinasinya dengan asam nitrit dan pelarut kimia untuk menciptakan substansi transparan yang lunak dan mampu dicetak ketika dipanaskan. Dalam patennya, dia menyebutnya sebagai Parkesine. Seorang pengusaha percetakan di New York, John Wesley Hyatt menggunakan Parkesine sebagai bahan baku produknya. Di tahun 1869, dia berhasil memproduksi substansi mirip kulit yang mampu ditipiskan menjadi kertas atau dibentuk menjadi bentuk lain dan dikeraskan. Substansi ini dinamakan seluloid dan digunakan dalam membuat film fotografi, bola biliar dan sisir, sikat dan barang lainnya yang sebelumnya menggunakan gading Gajah yang mahal sebagai bahan bakunya. …
Pengambilan kebijakan dalam krisis pangan 70 tahun terakhir telah mendorong munculnya sistem pangan global yang meletakkan dasar produksi dan spesialisasi berbasis industri serta perdagangan global secara progresif melalui rantai pasok pangan global yang didominasi oleh korporasi sektor privat besar. Peningkatan efisiensi telah menjadi tujuan dalam merumuskan kebijakan seperti efisiensi melalui metode produksi industri pada tahun 1960–70an; efisiensi melalui spesialisasi dan perdagangan pada 1980an dan 1990an; dan efisiensi melalui dominasi korporasi dalam rantai pasok pada 2000an. Ide ini telah lama diterapkan untuk memengaruhi efisiensi ekonomi agar keseimbangan akses pangan melalui tingginya produksi bisa tercapai, disatu sisi menjaga harga tetap rendah dan memacu pendapatan petani melalui spesialisasi dan perdagangan komersial. Keseimbangan ini tidaklah mudah untuk diterapkan, sebagaimana upaya memulihkan krisis dan isu kelaparan berkepanjangan. …
Bagaimana bisa persebaran penduduk Indonesia sekarang tidak merata? Mengapa sistem pertanian “ladang” ketimbang sawah identik dengan Indonesia Bagian Luar (Luar Jawa), sedangkan lebih dari seperempat areal sawah menumpuk di Jawa Barat, Timur, Tengah, Bali Selatan dan Lombok Barat? [1] Faktor apa yang mempengaruhi pola penggunaan lahan sekarang sehingga menjadi sesuatu yang tetap? Apa faktor sejarah ekologis yang mempengaruhi pembentukan ekonomi agraria di Indonesia?
Menurut Mohr, Geologis Belanda, perkembangan tanah persawahan di Jawa (sebelum masehi) dipengaruhi oleh kombinasi empat elemen kuno yakni Api, Air, Bumi dan Udara [2]. Elemen Api berasal dari aktivitas lebih dari 30 gunung api aktif yang menyediakan hara melimpah bagi tumbuhan di pulau Jawa. Elemen Air berasal dari sungai baik itu kecil, besar, pendek, panjang, yang mengalir dari gunung berapi kemudian mengangkut hara mineral yang dihasilkan menuju ke selatan Samudera Hindia maupun utara Laut Jawa. Elemen Tanah berupa tanah landai tertutup dengan drainase yang cukup baik, dibentuk oleh alur sungai di antara pegunungan sehingga menciptakan sebuah mahakarya alam yang indah dan sangat mendukung irigasi pertanian tradisional. Dan elemen Udara adalah hasil dari kondisi iklim yang lembab, sebagaimana kondisi wilayah peralihan garis khatulistiwa antara Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku yang terus menerus hujan, sedangkan daerah Nusat Tenggara hingga ke timur cenderung kering. …
Disaat riset dan metode ekstensi konvensional pertanian secara top-down menunjukkan kejemuan dalam mengembangkan dan menyebarluaskan praktek pertanian agroekologi, gerakan sosial dan metodologi sosial yang dinamis menunjukkan keuntungan yang signifikan (Rosset et al. 2011; McCune 2014).
Gerakan sosial yang melibatkan banyak orang, dalam hal ini tiyang tani, petani dalam jumlah besar, terwadahi oleh organisasi independen seperti poktan atau gapoktan, menunjukkan keuntungan dalam meningkatkan laju, penyebaran, dan adopsi inovasi pertanian. Fakta bahwa agroekologi didasari oleh penerapan prinsip yang berkaitan dengan realita setempat, telah menjadikan pengetahuan lokal dan kepekaan petani sangat dibutuhkan dalam penerapan agroekologi. Hal ini berkebalikan dengan praktek konvensional, dimana petani mengikuti rekomendasi pestisida dan pupuk yang telah ditentukan oleh penyuluh pertanian atau agen penjualan. Metode yang mana menempatkan penyuluh sebagai aktor utama dan petani sebagai objek pasif, dalam kebanyakan kasus, akan menekan jumlah dan kemampuan petani yang bisa dijangkau oleh penyuluh dalam menyerap inovasi pertanian (Rosset et al. …
Pandemi COVID-19 secara jelas menunjukkan betapa rapuhnya sistem industri pangan global. Pengaruh pandemi dalam rantai pertanian dan suplai pangan telah menaruh perhatian besar terhadap krisis ketersediaan pangan dan lonjakan harga hingga dirasa perlu adanya sebuah rekonstruksi sistem pangan yang lebih memenuhi hak-hak sosial dan ekologi, membawa semangat resilien dan berdaulat, yang saling terhubung secara lokal di komunitas masyarakat perkotaan dan pedesaan.
Beberapa waktu lalu, masih di masa pandemi, muncul sebuah gerakan yang dipelopori oleh kelompok aktivis dan intelektual urban yang memprakarsai sebuah renstra yang dinamakan Ekonomi Hijau (Green Economy). Ekonomi hijau bertujuan untuk membentuk sebuah masyarakat yang kuat dan resilien dalam menghadapi tantangan global kedepan seperti pandemi, resesi dan krisis iklim. Renstra ini mendukung penuh pertanian skala keluarga (family farming) yag berkelanjutan dimana penggunaan lahan pertanian lebih mengedepankan tercapainya kesehatan tanah dan memastikan akses terhadap pangan sehat secara universal. …
Terlepas dari pengetahuan akan nilai dari biodiversitas dan jasa ekosistem terhadap kualitas kehidupan manusia, perkembangan teknologi yang tak terkendali, pertumbuhan ekonomi dan konsumsi berlebihan terus berlanjut hingga akhirnya pandemi COVID-19 mengungkap kerapuhan sosial-ekologi kapitalis global. Momen keruntuhan ekosistem dan ekonomi akibat pandemi ini akan terus mendorong perubahan signifikan pada pola konsumsi di masyarakat global.
Ekspansi cepat pertanian dan disrupsi ekosisitem alam, dihubungkan dengan mekanisasi spesifik, teknologi genetik dan agrokimia telah menjadi daya utama pembentukan ulang ekosistem di bumi.
Dominasi monokultur telah merampas 80% dari 1.5 milyar hektar lahan produktif dunia dan mengakibatkan isu lingkungan terbesar dalam sejarah umat manusia meliputi degradasi tanah, deforestasi, penurunan sumber air bersih dan kontaminasi kimia serta peningkatan emisi gas rumah kaca. …
Setidaknya 820 juta orang di dunia mengalami kelaparan kronis, 149 juta anak-anak mengalami stunting, dan sekitar 2 milyar orang menderita defisiensi mikronutrisi. Sebanyak 736 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan kalori energi untuk hidup normal, sehingga menjadi akar permasalahan kesehatan dan penurunan kekebalan tubuh (FAO 2015).
Masyarakat kelas bawah tidak mampu dan sulit memperoleh akses terhadap makanan selama pandemi COVID-19. …
About